Sabtu, 12 Agustus 2017

PERTANIAN ORGANIK

Clean agriculture/organik farming dan biofarming saat ini merupakan target/simbol suatu usaha tani yang diimpikan oleh konsumen dan produsen di negara-negara maju. Pertanian semacam ini diharapkan dapat menghasilkan makanan sehat dan bergizi. Produk pertanian ini merupakan produk yang bebas dari penggunaan sarana produksi yang mengandung bahan kimia sintetis atau residu yang membahayakan kesehatan manusia dan mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Peluang ini dapat diperoleh melalui pertanian alamiah dengan menggunakan mikroba berguna (biopestisida dan biofertilizer), pupuk organik, dan pestisida  nabati. Adapun yang dimaksud dengan pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara alami sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.

Indonesia merupakan salah satu Negara agraris dengan sektor agroindustri yang sangat berperan dalam kehidupan banyak penduduk Indonesia. Diperkirakan sekitar 70% penduduk Indonesia bergerak di sektor pertanian. Oleh sebab itu isu global mengenai dampak penggunaan sarana produksi yang mengandung bahan kimia sintetis termasuk pestisida dan pupuk harus mendapat perhatian yang lebih serius.

Di samping itu, pemerintah Indonesia kini telah mulai terlibat dalam perdagangan bebas. Dalam perdagangan bebas, persaingan secara terbuka terhadap produk-produk pertanian yang ada di pasar global sangat ketat. Kualitas produk ditentukan oleh ecolabeling, sertifikasi bebas hama dan penyakit serta bebas dari residu pestisida. Hal tersebut berarti tuntunan pasar terhadap produk yang dihasilkan dari budi daya organik semakin tinggi.

Tentunya kondisi tersebut akan menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi pertanian Indonesia. Meskipun kebutuhan secara global cenderung ketersediaannya masih cukup terbatas. Hal ini sebenarnya berpotensi menjadi pasar baru bagi produk pertanian Indonesia.

Beberapa data menyebutkan bahwa kebutuhan akan produk pangan organik meningkat pesat untuk kawasan Uni Eropa, Amerika, Jepang, Cina, dan Amerika Latin. Newsletter melaporkan bahwa penjualan produk organik dunia pada tahun 2004 mencapai US$ 27.8 miliyar dan diperkirakan pada tahun seterusnya akan meningkat terus sekitar 20-25% untuk kawasan Uni Eropa. Bahkan, untuk beberapa Negara dapat mencapai 50 persen per tahun. Selain itu, harga produk organik di pasar internasional pun bisa mencapai 5-10 kali dari harga produk biasa.

Untuk membangun suatu sistem usaha tani yang berorientasi organicfarming salah satu upayanya adalah dengan memanfaatkan sumber daya hayati yaitu mikroorganisme berguna dan melimpah di alam. Di lahan-lahan pertanian yang baru dibuka telah tersedia unsur hara yang cukup dan mikroorganisme yang mempunyai peranan penting untuk menjaga keseimbangan agroekosistem di lahan tersebut. Timbulnya gangguan hama penyakit dan ketergantungan kepada pupuk sintetis sebenarnya merupakan akibat dari rusaknya ekosistem di lahan tersebut.

Dan keberadaan mikroorganisme dapat dimanfaatkan dalam budi daya pertanian modern yang berorientasi organic farming berupa pupuk hayati (biofertilizer), agensia pengendali hayati (biopestisida), dan pengolahan limbah organik/hewan menjadi pupuk kompos (biokomposer) telah berkembang dengan pesat. Dan banyak perusahaan-perusahaan agroindustri di luar negri seperti Ciba-Gaigy, Du-pont, dan Sumitomo telah memproduksi dan memasarkan formula mikroba berguna untuk sekala luas.

Oleh sebab itu pertanian organik perlu di lirik. Tidak hanya karena memiliki potensi pasar namun juga merupakan suatu keharusan. Pertanian yang terlalu bergantung terhadap bahan-bahan kimiawi cenderung bersipat merusak dalam jangka panjang. Pertanian organik merupakan salah satu cara menghasilkan produk pertanian yang berkualitas namun juga aman bagi kesehatan dan lingkungan. Jadi tidak salah jika dikatakan bahwa perkembangan bidang pertanian kedepan adalah pertanian organik.

Mengenal Teknologi BioFOB Untuk Mendukung Sarana Pertanian Organik

Salah satu upaya mengurangi penggunaan bahan kimiawi pada budi daya tanaman adalah memanfaatkan mikroorganisme.Mikroorganisme baik untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan untuk menghasilkan pupuk organik yang bisa mensubsitusi pupuk organik.

Pada tahun 1990 sebenarnya telah ditemukan sebuah teknologi yang si sebut teknologi BioFOB. Teknologi BioFOB adalah inovasi baru, yang memanfaatkan peranan mikroorganisme dan ekstra tanaman (metabolisme sekunder) dalam budi daya tanaman yang berorientasi organic farming dan ramah lingkungan. Mikroorganisme yang digunakan tersebut berperan meningkatkan ketahanan tanam terhadap penyakit (induksi ketahanan) dan produktivitas tanam.

Memproduksi Bibit Secara Organik

Di bawah ini merupakan langkah-langkah pembuatan bibit pada tanaman hortikultur maupun perkebunan. Metode yang digunakan di bawah ini cukup efektif menghasilkan tanaman dengan produksi yang tinggi serta tahan terhadap serangan penyakit.

Pertanian organik Tanaman Cabai atau Tomat

  1. Benih yang digunakan adalah benih yang sudah direkomendasikan oleh Deptan yang sudah tersedia di pasar/ toko pertanian  antara lain TM99, TM88, CTH 01, kunthi, cemeti dan lain-lain.
  2. Perlakuan basah benih yang digunakan dilakukan dengan cara di cuci dengan air bersih kemudian di rendam larutan BioFOB EC selama 20-30 menit. Karutan BioFOB tersebut telah diencerkan dengan air minum kemasan atau air yang biasa di minum (100 ml BioFOB EC+1.000 ml liter air minum kemasan kemudian dibiarkan 2 jam sebelum dipakai).
  3. Benih ditiriskan setelah pencelupan selanjutnya dibungkus dengan kertas koran basah atau handuk basah. Kemudian benih dimasukan kedalam kaleng pemeraman bisa dari bekas kaleng biskuit yang di dalamnya dan diberi penerang lampu 15 watt. Pemeraman dapat dilakukan selama 3-4 hari tergantung keadaan bibit.
  4. Benih yang selesai diperam telah tumbuh calon akar (radikel)  0,5-1,0 mm. Akan tetapi apabila akar terlalu panjang ada kemungkinan calon akar patah. Benih yang sudah muncul calon akranya harus segera disemaikan di polybag.
  5. Setelah itu dilakukan perlakuan kering. Perlakuan ini untuk memudahkan penanaman benih yang masih dalam pembungkus. Caranya kemasan dibuka dengan cara menggunting salah satu ujungnya kemudian ke dalam kantung itu di masukan satu sendok BioFOB WP atau BIOf dan dikocok sampai seluruh benih terselimuti. Setelah itu benih siap di tanam di polybag.
  6. Media tumbuh dalampolybag adalah campuran Organotriba+tanah yaitu (1 kg Organo-Triba + 2 kg tanah halus + 15 gram OrganoTroba Plus (out plus). Sebelum benih dimasukan ke dalam polybag terlebih dahulu lubang dibuat dengan pensil atau jari tangan sedalam 1,5 cm. Benih dimasukan ke dalam polybag kemudian di tutup dengan organik-FOB atau biof kemudian disi,pan dalamsungkup.
  7. Selama 3-4 hari permukaan persemaian dalam sungkup di tutup dengan karung kemudian diperiksa, apabila benih telah tumbuh kecambah, karung goni dibuka.
  8. Agar pertumbuhan bibit baik, sungkup dibuka pada pagi hari sampai pukul 10.00. Akan tetapi bila hujan, sungkup di tutup kembali agar tidak rusak terkena terpaan air hujan. Setiap saat perlu dilakukan pemeriksaan kondisi bibit. Setelah bibit berumur 21-28 hari bibit siap di tanam di lapangan.
  9. Bahan dan alat yang digunakan antara lain 3 macam formula BioFOB, paranet 25-35% cahaya, Organo-Triba, rumah kaca/ plastik, pertunasan paranet 35% dan Mitol 20EC.

Pertanian Organik Tanaman Semangka

  1. Benih yang digunakan adalah benih yang sudah direkomendasikan oleh Deptan yang sudah tersedia di pasar/toko pertanian antara lain Sugar, Baby, Grand Baby, Golden Crown, Orchid Sweet, dan lain-lain.
  2. Untukmemduahkan perkecambahan semangka nonbiji maka kulit sisi kiri dan kanan diampelas 2-3 kali, kemudian dilakukan peretakan mulut benih dengan gunting kuku/tang kecil atau sejenisnya. Pada waktu peretakan  benih usahakan jangan sampai endosperma rusak.
  3. Benih yang belum/sudah diretakan sebaiknya tetap disimpan dalam kemasan karena apabila di simpan di luar akan cepat menyerap uap air.
  4. Selanjutnya benih semangka (nonbiji dan berbiji) dicuci dari lendir, kemudian benih-benih itu dicelup dalamlarutan BioFOB EC 10-20 menit (sedangkan untuk semangka berbiji 3-4 jam). Jika menggunakan BioFOB WP maka setelah dicuci dimasukan kedalamkantong plastik yang  telah mengandung BioFOB WP.
  5. Setelah benih di tiriskan habis mencelupan selanjutnya di bungkus dengan korang basah atau handukbasah, kemudian dimasukan kedalam kaleng pemeraman dari bekas kaleng biskuit. Bagian dasar kaleng dilapisi dengan pasir setebal 5 cm atau dilapisi dengan kertas koran yang diusahakan selalu lembab.
  6. Pemeraman dapat dilakukan selama 1-2 hari tergantung keadaan bibit. Agar selalu dalamkondisi hangat 25-30 ⁰C dalamruangan pemeraman dapat diterangi dengan lampu 15 watt.
  7. Benih yang selesai di peram umumnya telah tumbuh calon akar (radikal) 2-3 mm. Apabila calon akar tersebut terlalu panjang ada kemungkinan calon akar patah. Benih yang sudah muncul calon akarnya harus segera disemaikan  di polybag. Akan tetapi, bila ada benih yang belum muncul calon akarnya maka harus diperam lagi.
  8. Media tumbuh dalam polybag adalah campuran organikTriba + tanah dengan perbandingan 1 : 2 + organoTRIBA plus. Benih dimasukan kedalam polybag sedalam 1,5 cm dengan posisi tidur dan ujung calon akar menghadap ke bawah. Kemudian benih di tutup dengan Organik-Fob dan di simpan dalam sungkup.
  9. Selama 2 hari sungkup tidak boleh dibuka. Akan tetapi, setiap saat perlu diperiksa kondisi bibit yang di tanam. Setelah 10-14 hari bibit siap di tanam di lapangan.
  10. Bahan dan alat yang digunakan antara lain 3 macam formula BioFOB, Parnet 25-35% cahaya, Organo-Triba, rumah kaca atau plastik, pertunasan paranet 35% dan Mitol 20EC.

Pertanian Organik Tanaman Jahe

  1. Bahan tanaman yang dapat digunakan adalah benih yang harus jelas sumbernya, sehat, dan tidak tercampur. Benih tersebut dapat berasal dari kebun induk yang telah dibangun oleh penakar atau kebun induk milik dinas perkebunan/pertanian setempat, lembaga penelitian lainya, dan petani yang telah dibina oleh penakar dari lembaga penelitian tau dinas perkebunan setempat.
  2. Apabila menggunakan bahan tanaman dari petani binaan maka perlu di ketahui asal usul dan varietas yang diusahakan.
  3. Pemilihan benih sudah dilakukan pada saat tanaman masih ada di kebun dan bebas dari gejala serangan OPT. Setelah panen, pemeriksaan dilakukan dengan membuang benih yang terserang hama/penyakit.
  4. Rimpang yang digunakan sudah tua dan berumur minimal 10 bulan dan mempunyai 2-3 bakal tunas.
  5. Rimpang yang terpilih direndamdalamlarutan BioFOB ECselama 20-30 menit kemudian ditunaskan dengan menghampar benih di atas jermi/alang-alang/kertas koran. Dapat juga digunakan rak-rak bambu/kayu sebagai alas.
  6. Selama masa inkubasi, kelembabpan harus diperiksa setiap hari dengan cara menyiram dengan air. RImpang yang telah bertunas dengan tinggi 1-2 cm siap ditanam di lapangan.
  7. Rimpang yang sudah bertunas tersebut di seleksi dan dipotong menurut ukuran, selanjutnya di rendam sekalilagi dalam larutan BioFOB selama 5-10 menit kemudian dikering-anginkan.

Pertanian Organik Tanaman Kakao

  1. Benih yang digunakan adalah benih yang sudah direkomendasikan oleh Departemen Pertanian. Benih tersebut berasaldari buah berbentuk normal, sehat, dan sudah matang.
  2. Buah dipotong membujur lalu benih yang berada di bagian tengah diambil dan dibersihkan dengan serbuk gragaji/cocopit dan dicuci dengan air bersih kemudian dicelup kedalam BioFOB EC selama 10 menit dan dikeringkan-anginkan.
  3. Sebelum benih disemaikan, terlebih dahulu dicelup sekali lagi dalam larutan BioFOB EC atau bisa juga menggunakan BioFOB WP. Akan tetapi sebelumnya dicelupkan dulu kedalam air minum kemasan/air minumkemudian benih tersebut dicampur dengan BioFOB WP.
  4. Benih yang telah selesai diberiperlakuan selanjutnya 1/3 bagian dibenamkan kedalamlapisan pasir yang di atasnya telah diberi dengan Organik-Fob yang telah terdapat dlam bedengan. Tanah bedengan ini dicangkulsedalam 30 cm kemudian lapisan atasnya diberi pasir setebal 10 cm dan di atasnya lagi ditaburi dengan Organik-Fob secukupnya.
  5. Setelah 4-5 hari persemaian benih sudah berkecambah. Selanjutnya benih dipindahkan kedalam polybag 20 x 30 cm sebagai media tumbuh. Media yang digunakan dalam polybag adalah campuran tanah, pupuk organo-Triba, dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Satu kecambah kakao ditanamkedalamlubang sedalam telunjuk lalu lubang di tutup dengan Organo-Triba.
  6. Polybag berisi kecambah tersebut kemudian disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Lokasi pembibitan dinaungi dengan paranet atau anyaman bambu atau sejenisnya.
  7. Pembibitan disiram 2 kali sehari kecuali kalau ada hujan. Untukmerangsang pertumbuhan tanaman,bibit dapat disiram dengan BioTRIBA dua minggu sekali dengan dosis 10 ml/l. Pemupukan dilakukan setiap dua minggu dengan menggunakan OrganoTRIBA Plus 2 gr/bibit sampai umur 3 bulan. Bibit siap tanam setelah berumur 4-5 bulan dan berdaun 20-45 helai.

Pertanian Organik Budi Daya bawang Merah

Tanaman bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas rempah-rempah yang banyak di gunakan oleh manusia sebagai bumbu masak dal lain-lain. tanaman ini banyak dibudidaya secara komersial untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Akan tetapi dalam usaha tani bawang merah banyak kendala yang dihadapi terutama hama penyakit. Untuk mengurangi resiko tersebut dianjurkan untuk menggunakan metode BioFOB yang mengandalkan pendekatan ramah lingkungan dalam meningkatkan kwalitas dan produksi

Pengolahan Tanah

  1. Pupuk organik-Triba disebarkan dilahan dengan dosis 0,5-1 ton/1000 m² atau 5-10 ton/ha.
  2. Diluku kemudian digaru lalu biarkan kurang lebih 1 minggu.
  3. Dibuat bendengan dengan lebar 120-180 m.
  4. Di antara bendengan pertanaman dibuat saluran air (kanal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalam 50 cm.
  5. Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis kurang lebih 1,5 ton/ha disebarkan diatas bendengan dan diaduk rata dengan tanah lalu dibiarkan 2 minggu.

Pupuk Dasar

  1. Berikan pupuk : Organo Triba Plus 500 kg/ha dicampur rata dengan tanah di bedengan.
  2. Siramkan pupuk hayati Bio TRIBA BT2 dengan dosis 10ml/liter air secara merata di atas bedengan dan dibiarkan selama 5-7 hari.

Pemilihan Bibit

  1. Untuk umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
  2. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya).
  3. Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi tang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak terluka (tidak terkelupas atau berkilau).

Cara tanam

  1. Umbi bibit direndam dalamlarutan BioFOB EC dengan konsentrasi 25 ml/liter aquadest/air mineral. BioFOB EC dilarutkan dalam aquadest/air mineral sebanyak 25-39 ml/liter kemudian dibiarkan selama 2 jam sebelum digunakan. Larutan tersebut selanjutnya dapat digunakan selama 4 jam atau 5-6 kali perendaman.
  2. Pada musimkemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, tadayung atau bangkok. Pada musim hujan 20 x 15 cm varietas Tiron.
  3. Simpan selama 2 hari sebelum ditanam.
  4. Pad saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang di tanam satu buah umbi bibit.

Penyiangan dan Pembumbunan

  1. Penyiangan pertama dilakukan pada umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang.
  2. Dilakukan pendangiran, yaitu tanah disekitar tanaman di dangir dan di bumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi solokan dengan lumpur dari dasar saluran.

Pemupukan Pemeliharaan/Susulan

  1. Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan OrganoTRIBA Plus dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil. Akan tetapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan OrgaoTRIBA Plus juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.
  2. Pemupukan dilakukan 2 kali (dosis per 1000m² disesuaikan dengan dosis anjuran dan disarankan untuk mengurangi 25-50% jika menggunakan metode BioFOB)

Pengairan

Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari di hentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90% Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah. Tinggi permukaan air pada saluran (kanal) diperhatikan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan tanaman.

Previous Post
Next Post